Minggu, 17 Januari 2010

Iblis Wanita di Cafe Biru

Dentuman musik swing classic jazz yang sendu menggema disebuah cafe berwarna biru,dimana aku menghabiskan hampir dari setengah hariku,hanya untuk menunggu mu.aku terduduk disudut,ditemani secangkir teh panas dengan perasan lemon.Ironi memang terdengar,namun aku tak bisa berpaling dari sebuah realita,realita yang ternyata nyata,aku menunggu mu,sendiri disudut,termengut,diam,dan pikiran kelam.aku tahu apa yang akan kau sampaikan padaku,aku tahu semua isi hatimu yang sebenarnya tak perlu kau raung raung kan lagi didepan ku,yang ternyata itu hanya membuat air matamu jatuh,jatuh kesebuah tempat antah berantah yang kau pun tak tahu untuk siapa air mata itu,untuk apa itu mengalir.
biru,ya memang begitu suasana hatiku disenja sendu ini,aku tak tahu,tapi psikedeliaku benar benar biru saat ini.hati ku terlalu biru untuk meraungkan isi hatiku,namun aku mencoba memaksa wajah ku untuk tersenyum ketika seorang wanita bertinggi badan tidak lebih dari pundakku,ya...itu memang kau,kau datang seperti biasa,diantara terang dan gelap,kau ini memang suka bertemu pada saat senja,dan sampai sekarang aku tak tahu alasan mu,tetapi yang jelas pada senja itu kau begitu abu,tak tampak hitam atau biru seperti yang lalu.
kau mulai jalan kearah ku,menarik kursi lalu duduk didepan ku dengan mata kecil berkaca yang kau sembunyikan dibalik sebuah lensa tebal didepan batang hidung mu yang selalu kau pakai.tak lama,kaupun memulai sebuah konversasi yang sebenarnya aku sudah tahu kemana arah dan tujuannya."hei,maaf sudah membuatmu lama menunggu,aku mulai saja ya",katanya dengan suara agak berat."baik",aku menjawab tegas."kita harus berakhir",aku pun tidak terkejut mendengar kata kata itu,karena sudah terlintas oleh ku sebelumnya jikala hal ini akan terjadi."baiklah kalau memang berakhir,apa alasan mu kalau begitu?",sahutku tegas,lalu "kau ingin mendengarnya,baiklah...aku ini terlahir sebagai kaum hitam yang tak pantas untukmu kaum abu abu,aku tak mau dijadikan kambing hitam olehNYA jikalau engakau menjadi hitam seperti ku,aku tahu kalau IA beranggapan ingin membuat mu putih sepertiNYA,aku tak mau terjerumus kelubang yang sama seperti saudara ku,aku tak mau disalahkan olehNYA,karena aku tahu cintaNYA padamu melebihi cintaku padamu",wanita itu akhirnya berhenti berkata dan ku memulai untuk menyela "apa maksud semua ini,apa itu hitam abu putih,kau membuat ku gamang bimbang,kau membuat aku kehilangan arah pikiran,kau membuat ku seperti anjing buta yang terjebak dikala senja,kau itu... "CUKUP",ia berkata dengan lantang mematahkan celaan celaan dari mulutku yang menggebu."aku akan cerita padamu siapa aku,aku ini hitam,aku ini iblis yang tak pantas untuk manusia agung seperti mu,aku tak mau jadi kam.... "CUKUP" kini giliran ku mematahkan perkataannya.dengan buliran buliran air mata yang sedari tadi tidak ingin keluar dan kini membanjiri pipiku,ku berkata setengah elegi "hei tak tahu kah kau aku ini sangat cinta padamu,tak peduli IA mau berkata berpikir apa,tak sadarkah kau kalau dirimu ini megalir dalam darah ku,setengah dari jiwaku dan kau adalah bayangan atas nyawaku,walau mencintai mu itu terkadang menjadi sebuah ironi,tapi semua itu tak berarti apa apa bagi ku....,belum selesai aku menggebukan pusaran pusaran perasaan biru ini,wanita itu tiba tiba beranjak lalu,menuju pintu keluar yang begitu biru.
sesaat sebelum ia menutup pintu biru itu untuk selamanya,aku menggelegarkan sebuah elegi yang mebuatnya terhentak diam termakan sekam. "hei,kita ini biru,tapi tak bisakah kita menjadi satu",dan setelah itu ia pun berlalu.

2 komentar: