Selasa, 01 November 2016

Kisah Tentang Kumpulan Kekuasaan Tertinggi Bagian Ke empat: Aysha di Taman Asa

Terasa cahaya matahari menyengat kulitku...

Ah lagi lagi aku tertidur di cafe biru ini. Ya sama seperti saat kau meninggalkan aku senja itu...kesedihan yang berlarut membuat aku tertidur di pojok cafe biru, dan terbangun oleh sengatan cahaya matahari.

Seorang pelayan yang sudah sangat ku kenal menyajikan teh hangat di meja tempat ku tertidur. "Akhirnya kau bangun juga, bagaimana dia?" 
Sapanya ramah. "Ah Aysha? Pukul berapa ini?". "8.20" jawabnya singkat. "Apa kau tau di mana taman asa?", "oh taman itu?, satu jam berjalan kaki dari sini. Kau tidak bisa naik bis. Semenjak orang orang di sini jarang 'pulang', bis pun enggan untuk menampakkan dirinya, dalam beberapa tahun belakangan, hanya kau lah yang kulihat 'pulang' ".
"Ah baik, terima kasih" balasku, dan berlalu, ya berlalu dari cafe biru dengan hati menderu.

Satu jam lamanya aku melakukan hal yang telah bertahun tahun aku tinggalkan..ya menyusuri pagi indah sehabis malam hujan di kota bimbang ini..aku berjalan menuju taman asa dengan segenap rasa. Rasa yang sebenarnya aku tak tahu itu berupa apa, tapi yang kurasa kali ini...ah sudahlah. Aku mencoba memusatkan pandangan ku kepada seseorang..ya seorang wanita yang menurutku lumayan cantik dengan rambut lurus sebahu, kacamata yang membaluti sepasang mata dengan lingkaran sedikit gelap, bibir merah dan kulit yang putih. Semakin dekat aku menghampirinya, semakin kecantikannya terpancar. Ia menggunakan kaus putih, celana panjang biru dengan sepatu putih, dan sedang memainkan gitar dengan alunan sendu namun penuh asa...

"Mother, it's cold here

Father, thy will be done
Thunder and lightning are crashing down
They got me on the run
Direct me to the sun
Redemption, keep my covers clean tonight
Baby, we can start again"


Aku mematung mendengarnya, sampai ia akhirnya menyadari kehadiran ku dengan senyuman "hai, kau hadir lebih cepat dari perkiraan ku, mari kita habiskan sisa pagi ini bersama, kau tak kan kemana kan?" Ku balas sambutan itu hanya dengan duduk di sampingnya berdua, di sela sela hangatnya sengatan mentari...ya hanya aku dan Aysha di taman asa.