Rabu, 25 November 2009

Percakapan dengan "L" bagian keempat:Tormented

Masih diruang tengah gelap,tempat ku berbicara berdua dengannya.Kulihat dengan mata kepala kusendiri,ia masih terus menundukkan kepalanya hingga detak jam dinding menunjukkan pukul 21.46,ku mencoba menyadarkan L dari lamunan psikedelianya,agar ia kembali pada logika,namun seolah ia mecegah ku masuk lebih dalam kedalam sebuah ruang gelap dalam hatinya.Tak lama ia pun berkata,"hei nak,sudah berapa banyak air mata yang kuhabiskan malam ini?",seraya mendegar kata-kata janggalnya kembali,akupun terdiam seribu bahasa,tak bergerak seujung jaripun,lalu "paman sudah menghabiskan banyak,bahkan semuanya",ku hanya mampu membalas raungan jiwanya seperti itu,dan akhirnya ia pun memecah kebimbangan yang mendera kami selama 14 menit,saat pukul 22.00,ia berkata "nak,maafkan aku sudah terlalu membuat mu repot malam ini,aku lelah nak,aku letih dan kehilangan arah,amarah menguasai tapi hati tak bernyali,harapan ku menggebu tapi tak ada asa dalam hatiku,cinta dalam hati meledak ledak,tapi semua hanya membuat NYA tergelak,aku dianggap selalu bergurau,aku disebutNYA pemimpi,aku ini DIA anggap sampah,aku.......aaaaaaah,jiwa ini sakit nak,jiwa ini ingin mengamuk,jujur aku lelah hanya bisa berelegi,aku lelah hanya bisa bersakit hati,aku lelah hanya bisa meraung dalam gaung ruang hati gelap sempit nak,jujur aku tersiksa,tersiksa nak",L pun membanting cangkir berisi coklat panas didepannya dengan luapan sarat emosi tekanan jiwa yang dalam.Aku pun terdiam,dan hanya bisa mengucap sepatah kata,"Paman,saat saat kapan kah kau mulai merasa seperti ini?",ia pun membalas "Saat IA menggenggam erat tanganku dan IA pun meninggalkan ku terbuang untuk selamanya",lalu L pun bergumam kecil,HE always tell a fucking tale to me.