Rabu, 02 Desember 2009

Percakapan dengan "L" bagian keenam:Halusinacions

Ku mencoba membuka amplop bertuliskan kata sarat makna itu.setelah kubalik,aku mulai membaca sebuah kalimat demi kalimat yang membuat pandangan hidupku berubah sejak saat itu,sebuah kalimat yang membuat ku benar-benar membisu,membeku bakai sebuah es,terdingin.kalimat demi kalimat itu mencoba mengungkap semua konversasiku dengannya,tentang semua hal yang kita bicarakan berdua,tentang hidupnya,hidupNYA,tentang kisah dia bersama kisah DIA.

"Au Revoir"
nak, kau tentu tahu kata-kata yang kumaksud diatas, itu sebuah kata yang akan kau gunakan nanti diakhir dari semua perjalanan ,kata yang akan mengantar sebuah kepergian ,kata yang menjadi awal sebuah halusinasi dan melampaui hierarki realitas, tetapi tak hanya sebagai alat pemisah, namun juga penghubung, sebuah kata-kata yang hitam tetapi putih, sebuah kata sarat positif tetapi kental akan negatif.
nak,aku yakin hidupmu masih panjang walupun tak sepanjang sebuah jalan menuju surga atau sedalam tangga menuju neraka. Kau beruntung hidup didunia yang penuh dengan warna keruh, keruh, dan keruh. Aku ingat satu kata tentang dunia keruh yang IA katakan padaku. "bahwa dunia keruh adalah sebuah dunia tersempurna yang pernah KU ciptakan, penuh dengan makhluk-makhluk sempurna yang kuletakkan didalam sana", apakah kau mengerti maksudNYA?, aku yakin kau mungkin terjerembab dalam kegamangan tentang arti sebuah kalimat yang IA sampaikan itu. Nak, hidup di alam hitam atau putih memang tak seindah dialam abu-abu, tetapi pada akhirnya abu-abu akan merujuk kedua buah jalan, hitam atau putih.

Ya, hitam atau putih, ketempat semua warna berasal, ketempat awal dari sebuah kontras kehidupan.

Karena IA pernah berkata kepadaku ,mengapa IA menjadikan abu-abu itu yang sempurna, apakah kau tau? ,begini, alam hitam dan putih sudah sesak dan pekat seperti pada takdirnya, alam hitam dan putih merupakan sebuah refleksi kehidupan yang penuh dengan repetisi, setiap hari selalu menjalani sebuah hal yang sama , sedangkan abu-abu tidak. Karena IA menyebutkan abu-abu itu sebuah elastisitas kehidupan dibanding hitam dan putih, tergantung dari bagaimana makhluk-makhluk didalamnya berkelakuan dan menunjukkan aksi kepadaNYA. Itulah yang menyebabkan aku ada, dan itu pula lah yang menyebabkan semua saudara-saudara ku diciptakan. Tergantung bagaimana seperti yang ku katakan padamu tadi, ikut aku atau saudara saudara ku.

Hidup memang terasa lebih singkat dari sebuah pohon pinus ditengah hutan ,dan ku tau, kau itu abu-abu dan aku hitam serta IA dan saudara saudara ku itu putih.
Aku terlalu gelap untuk kau ikuti, tetapi terkadang sebuah hal yang melawan arus dan gelap itulah yang membuat segalanya lebih terang, aku tak ingin memaksamu untuk menjadi hitam atau putih pada akhirnya, aku tau itu karena kau terlalu abu bagiku, aku tau.

Hey, aku tak bisa bercerita lebih banyak lagi ,waktu ku tak banyak didunia yang abu-abu ini. Jujur aku sesak disini karena hatiku terlalu hitam pekat didunia abu-abu ini.

Aku harus pergi, aku harus mengucapkan sebah kata singkat sarat makna itu, yang menjadi pemisah kita saat ini, atau bahkan penghubung kita dimasa yang akan datang kelak.

Nak, jika kau rindu padaku,aku selipkan sebuah elegi diakhir bawa surat ini, bacalah.

Satu ucapan terakhir ku, sampai bertemu didunia hitam atau putih pada akhirnya.
"Au revoir"


halusinacions

when you will dreaming about me

when you wait me at the bridge of sad and happyness

when you go,when you come

when you die,when you alive

i will wait you here when the darkness come


dengan harapan sebuah penantian





-->
L

aku hanya terdiam mengernyitkan dahi ketika membaca elegi-elegi terakhir dar L yang selama ini belum tersampaikan dalam konversasi kami yang penuh air mata itu,tetapi aku sedikit banyak tau,mengapa ia menjadi sebuah pribadi yang seperti itu.

a phsycedelia after that,
pertemuanku dengannya membuat ku kembali terkurung dalam sebuah ruangan dingin,sesak penat dan pekat,yang kutau hanyalah sebuah rantai yang mengikat kakiku,sebuah selang yang dililitkan di leher dan salah satu dari bagian selang itu masuk kedalam tubuhku melewati mulutku,dan satunya lagi lewat hidungku,dan ketika ku menciba membuka mata,aku hanya dapat mendegar sebuah bunyi detak dari sebuah benda digital,yang tak henti-hentinya berbunyi seiring aku bernafas.

tetapi satu hal dalam benakku,aku tak tahu.

apakah semua ini realitas?
apakah ini hanya sebuah imaji didalam halusinasi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar