Rabu, 03 November 2010

monolog distasiun senja

Langkah kaki ku terasa lelah saat melangkah ketempat yang hampir setiap senja kuhabiskan hanya untuk menunggu jalan untuk pulang. Bahkan mungkin aku tidak tahu apakah kereta yg ingin kunaiki telah lewat atau bahkan tidak lewat. Begitulah memang keadaannya, ya, sama seperti ketika kau terjebak didalam gaungan psikedelia didalam benak dan hatimu. Aku sebenarnya bosan setiap hari menunggu untuk menaiki kereta yg Akan membawaku pulang, tapi menunggu itu terkadang seperti percaya akan adanya KAU dan dia, yg mungkin aku tak akan bertemu sekalipun dengan mereka. Haah, menunggu distasiun dikala hujan dan sendiri terkadang membuatku terlalu sering berelegi, seperti seseorang yg melantun lantunkan elegi padaMU dikala ia sekarat. Yaa,mau dibilang apa lagi, tapi memang sepertinya KAU ini persis seperti kereta yg kutunggu, selalu menciptakan dentuman distorsi penantian yg dibalas oleh sebuah hal tentang kekecewaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar